15/09/14

Satpol PP Blora Intensifkan Sosialisasi Ciri Rokok Ilegal

Contoh rokok ilegal yang kerap beredar di masyarakat
dengan menggunakan cukai palsu.
BLORA - Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) PP Blora mengintensifkan sosialisasi ciri-ciri rokok ilegal. Sosialisasi dengan menghadirkan pihak Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) itu diselenggarakan di eks kawedanan di wilayah Blora. Peserta sosialisasi adalah para perangkat desa di wilayah eks kawedanan tersebut.

“Blora ini lebih dikenal sebagai daerah peredaran rokok, bukan produsen rokok. Karena itu masyarakat perlu tahu ciri rokok yang legal maupun ilegal itu seperti apa,” ujar Kepala Satpol PP Blora Sri Handoko melalui Kepala Seksi (Kasi) Pembinaan dan Pengawasan Kantor Satpol PP Welly Sujatmiko, Minggu (14/9).

Selama ini kurangnya sosialisasi diyakini menjadi salah satu penyebab warga di pelosok desa di Blora kurang paham mengenai ciri-ciri rokok ilegal. Akibatnya, mereka pun mau dititipi atau membeli rokok tanpa cukai maupun dilengkapi cukai namun palsu. Harga rokok polos yang tergolong murah sehingga laris dan mendatangkan keuntungan berlimpah menjadikan pemilik warung tidak menolak ketika diminta menjual rokok ilegal tersebut.

Welly Sujatmiko mengatakan dalam sosialisasi kepada warga, pihaknya bersama KPPBC Kudus menunjukan ciri-ciri rokok legal maupun ilegal. Rokok legal tersebut misalnya dilengkapi dengan cukai. Kalaupun ada cukainya, masih diperiksa lagi itu palsu atau tidak dengan sinar ultraviolet.

Dia mengungkapkan dari pengumpulan data yang pernah dilakukan tahun ini, pihaknya kerap menjumpai merk-merk rokok baru. Rokok itupun tidak dilengkapi cukai, ataupun ada cukainya namun diduga palsu. Temuan itupun dilaporkan ke KPPBC Kudus.

Menurut Welly tak hanya dari wilayah Jateng, rokok ilegal itu diduga diproduksi dari sejumlah wilayah di Jatim. Peredaran rokok ilegal itu sebagian besar di wilayah pedesaan ataupun di kawasan perbatasan provinsi Jateng dan Jatim. (Abdul Muiz-SMNetwork | Jo-infoblora)
Sumber : infoblora.com

05/09/14

Baliho Tak Berizin Dibredel

BARANG BUKTI: Tumpukan spanduk dan baliho liar yang terpasang di ruas jalan dibongkar petugas Satpol PP Kabupaten Blora. Foto : FEBRIYAN CANDRA/JATENG POS
BLORA - Karena dinilai menganggu keindahan dan estetika perwajahan Kota Blora, puluhan spanduk dan baliho liar yang terpasang di ruas jalan dibongkar petugas Satpol PP Kabupaten Blora, Rabu (3/9) kemarin.
Penertiban spanduk dan baliho kedalurwarsa tersebut, difokuskan di ruas jalan protokol terutama di sepanjang Jalan Soedirman, Jalan Blora – Cepu dan Jalan Blora – Rembang.
Sekretaris Satpol PP Kabupaten Blora Bambang ST mengatakan, petugas Satpol PP langsung mencopot spanduk dan baliho yang masa berlaku izinnya telah habis. Puluhan spanduk dan baliho kedaluwarsa tersebut langsung disita dan dibawa ke kantor Satpol PP sebagai barang bukti.
“Mayoritas spanduk dan baliho yang disita masa berlaku izinnya telah habis jadi harus dicopot,” ujar Bambang.
Menurut Bambang, hal tersebut sesuai dengan Perda Nomor 6 Tahun 1990  tentang izin reklame dan pengelolaan titik lokasi reklame, media luar ruang seperti spanduk maupun baliho yang masa berlakunya izinnya telah habis. Pihaknya telah meminta pemasang agar segera mencopot spanduk maupun reklame di pinggir jalan.
“Namun pemasang spanduk maupun reklame tak menggubris aturan itu,” katanya.
Setelah berkoordinasi dengan instansi terkait, Bambang menginstruksikan petugas untuk menertibkan spanduk dan baliho kedaluwarsa.  Dalam waktu dekat, pihaknya akan menertibkan kembali spanduk dan baliho kedaluwarsa di beberapa ruas jalan di Kabupaten Blora. Penertiban tersebut dilakukan agar media luar ruang tak mengganggu estetika dan keindahan Blora. (feb)
Sumber: patiekspres.co

02/09/14

Kemarau, Warga Mulai Mencari Air di Sawah

Dua orang warga Kecamatan Jati sedang menimba air sumur yang berada di sawah, saat musim kemarau seperti sekarang, keberadaan sumur di sawah sangat membantu warga untuk mencari air yang memang sulit. (suaramerdeka.com/Sug
BLORA Memasuki bulan September, kesulitan akan air bersih makin dirasakan oleh warga Blora, akibatnya kini banyak yang mencari air di areal persawahan meskipun airnya tidak cukup bagus dan bersih. "Sekitar dua minggu ini ambil air di sumur yang ada di sawah," ungkap Dasmini warga Desa Gabusan kecamatan Jati saat mengambil air di Sawah.
Menurutnya karena hujan yang lama tidak turun menyebabkan sumur yang ada di perkampungan mulai mengering dan habis. Sehingga warga harus mencari air di tempat lain, seperti yang ada di sawah, karena air masih ada meskipun kurang bersih. "Kalau airnya bersih bisa untuk mandi dan kebutuhan sehari-hari, kalaupun kotor untuk minum ternak," jelas perempuan paruh baya ini.
Dalam sehari lanjutnya dirinya bisa mengambil empat sampai enam kali dengan dua jirigen isi 20 liter yang diangkut dengan sepeda, bahkan dirinya bisa sampai 10 kali
jika memang tidak ada kerjaan lain dan yang antri banyak.
"Beruntung sumur yang ada di sawah masih menyimpan cukup air, sehingga tidak perlu jauh-jauh mencari air," tandasnya.
Sepanjang jalan Doplang-Sulur memang banyak sekali sumur diareal persawahan dan musim kemarau seperti saat ini penuh dengan warga yang hendak mengambil air dengan menggunakan sepeda. Di Kecamatan Jati yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Grobogan ini selalu kesulitan air bersih saat musim kemarau, dan mengambil air disumur sawah bukalah hal yang asing bagi warga kecamatan yang berada paling selatan ini.
Hal senada dikatakan oleh Sutopo, warga Desa Singget bahwa sumur yang ada di sawah cukup membantu warga sekitar, meskipun airnya tidaklah cukup bersih. Namun hal itu bisa menjadi pencegah kekuarangan air. "Selama air di sawah masih ada, warga tidak khawatir akan kekeringan," tandasnya.
Untuk mengatasi kekeringan dan kekurangan air bersih pemkab Blora telah mendistribusikan bantaun air bersih berupa droping air di sejumlah desa yang membutuhkan. Bantuan droping air itu bukan hanya berasal dari Pemkab saja, tetapi juga berasala dari beberapa perusahaan swasta yang ada di Blora sehingga cukup membantu Pemkab.
Pasalnya setiap tahun permintaan akan air bersih selalu saja kewalahan dan kekurangan.  "Droping air terus dilakukan di sejumlah desa yang telah meminta bantuan air bersih," ungkap Kepala Satpol PP Blora Sri Handoko. ( Sugie Rusyono / CN19 / SMNetwork )